
Adu survey masih menjadi bagian dari psywar kubu Jokowi dan Prabowo. Line up kemenangan survey memang masih di dominasi Jokowi, namun kubu Prabowo juga tidak boleh kecil hati, mereka menang survey tapi versi internal mereka sendiri.
Saya pun beranggapan hampir semua lembaga survey yang running akhir2 ini sebagian besar simpatisan 2 kubu. Kubu yang kalah dengan sedikit malu2 mempersempit marjin kemenangan lawan, membangun logika bahwa selisih kedua capres tinggal 1 digit kurang. Sementara kubu petahana merilis data kemenangan tebal dan jarak yang makin melebar.
Menariknya, Polmark yang dimiliki Eep Syaifullah Fatah yang disewa oleh PAN memberikan kemengangan untuk Jokowi meski tidak terlalu telak dan menggambarkan besarnya pemilih yang masih bimbang, memberi harapan kubu Prabowo masih bisa menyodok menang.
Namun ada satu rilis survey yang saya tunggu, dan pasti juga ditunggu oleh kedua pasang kubu, yaitu survey litbang Kompas.
Tanpa menafikkan hasil survey yang lain, saya sangat mempercayai integritas survey litbang Kompas. Media yang sudah mengakar selama puluhan tahun ini saya yakini tidak akan melacurkan hasil risetnya hanya untuk momen lima tahunan seperti ini.
Enatah kenapa Kompas begitu lama menunggu rilis surveynya. Padahal kedua kubu menunggu juga sebagai bagian dari amunisi. Saya pun senantiasa menunggu rilis survey dari litbang kompas sembari berharap Pilpres ini lekas usai.